LUBUKSIKAPING, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, menggencarkan edukasi mitigasi bencana sejak dini kepada pelajar dan anak-anak sebagai bagian dari upaya menekan risiko korban jiwa akibat bencana alam di daerah tersebut.
Kegiatan edukasi ini diinisiasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman bersama Basarnas Resor Pasaman, dan digelar dalam rangkaian peringatan HUT ke-80 Kabupaten Pasaman tahun 2025. Kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh Bupati Welly Suhery, Wakil Bupati Parulian Dalimunte, serta unsur Forkopimda.
“Mitigasi bencana wajib diberikan sejak dini, mulai dari informasi rawan bencana, peningkatan kesiapsiagaan, hingga kemampuan evakuasi saat bencana,” tegas Bupati Welly Suhery, Sabtu (5/10).
Ia menyebut, kebijakan ini merupakan bagian dari implementasi PP Nomor 2 Tahun 2018 dan Permendagri Nomor 101 Tahun 2018 yang mewajibkan pemerintah daerah memenuhi standar pelayanan minimal (SPM) di bidang kebencanaan.
Program “Nagari Tangguh Bencana” juga telah diluncurkan sebagai bagian dari 100 hari kerja kepala daerah. Pasaman, yang memiliki potensi sembilan jenis bencana alam, saat ini memiliki indeks ketahanan daerah yang masih rendah (0,31) dan indeks risiko bencana tinggi (177,65).
“Pasaman rentan terhadap gempa bumi, banjir, longsor, angin kencang, badai, hingga abrasi. Maka edukasi mitigasi harus dimulai dari tingkat nagari (desa),” katanya.

















