“Angka 80 bukan sekadar usia, tapi menjadi pengingat sejauh mana potensi kita telah dimanfaatkan. Kita punya SDM unggul, lembaga riset, dan kekayaan budaya. Tapi sinergi antara ilmu pengetahuan dan kebijakan masih belum optimal,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti pentingnya hubungan harmonis antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, serta perhatian terhadap generasi muda dalam menghadapi tantangan era digital dan dakwah intelektual.
Dalam kesempatan itu, Ketua DPRD Sumbar, Muhidi, menegaskan komitmen lembaganya untuk terus menjaga jati diri Minangkabau melalui falsafah Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
“ABS-SBK bukan hanya slogan, tapi napas kehidupan orang Minangkabau. Dengan fondasi ini, Sumbar akan tetap teguh menghadapi berbagai tantangan zaman,” kata Muhidi.
Ia menambahkan, DPRD akan terus bersinergi dengan pemerintah provinsi dalam mendorong regulasi yang berpihak kepada rakyat serta mempercepat pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Sementara itu, mewakili Pemerintah Kabupaten Solok, Wakil Bupati H. Candra menyatakan bahwa kehadirannya merupakan bentuk dukungan dan komitmen untuk memperkuat sinergi pembangunan antara daerah dan provinsi.
“Momentum peringatan hari jadi ini semoga dapat mempererat kerja sama lintas daerah untuk mendorong pembangunan berkelanjutan di seluruh pelosok Sumatera Barat,” ujarnya. (rdr)

















