PT Semen Padang menyatakan komitmennya mendukung inisiatif tersebut. Sekretaris Perusahaan, Win Bernadino, menegaskan bahwa kepedulian terhadap lingkungan sudah menjadi bagian dari visi keberlanjutan perusahaan sejak lama.
“Kami berterima kasih atas kunjungan ini. Apa yang disampaikan Kapusdal LH sejalan dengan semangat kami. PT Semen Padang siap mendukung penuh program pengendalian sampah Danau Singkarak maupun agenda pelestarian lingkungan lainnya.”
“Langkah ini juga sejalan dengan semangat Asta Cita Pemerintah 2024–2029, khususnya dalam mewujudkan pembangunan lingkungan hidup berkelanjutan dan ketahanan ekologi. Bagi kami, menjaga lingkungan berarti menjaga masa depan generasi mendatang,” katanya.
Hal senada disampaikan Ilham Akbar. Ia mencontohkan program konservasi ikan bilih yang dijalankan sejak 2018. Hingga 2025, sebanyak 17.500 ekor ikan bilih hasil konservasi telah dilepas, dengan 16.000 ekor dikembalikan ke Danau Singkarak dan 1.500 ekor dilepas di Danau Diatas.
“Dari 1.500 ekor yang dilepas di Danau Diatas, 800 di antaranya betina. Jika satu ekor mampu menghasilkan 5.000 telur, potensi populasinya bisa berkembang hingga lebih dari 4 juta ekor. Ini bukti nyata komitmen kami menjaga ekosistem perairan,” jelasnya.
Selain konservasi ikan bilih, PT Semen Padang juga menjalankan program lingkungan lainnya. Di antaranya program Nabuang Sarok untuk pengelolaan sampah masyarakat, penanaman pohon kaliandra sebagai sumber energi biomassa terbarukan, serta kerja sama dengan Koperasi Desa Merah Putih dalam pengelolaan sampah terpadu.
Pertemuan antara Kapusdal LH Sumatera dengan PT Semen Padang ini diharapkan menjadi momentum awal lahirnya sinergi baru antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.
Dengan kolaborasi semua pihak, Danau Singkarak diharapkan tidak hanya terhindar dari pencemaran, tetapi juga berkembang menjadi pusat wisata dan ekonomi berkelanjutan yang membanggakan Sumatera Barat. (rdr)

















