“Kami berharap bapak ibu pimpinan perusahaan dapat menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk memberikan klarifikasi yang jelas, transparan, dan aku tabel demi kepentingan industri nasional dan keberlangsungan tata niaga gula yang sehat,” kata Andre yang juga Ketua DPD Gerindra Sumbar.
Andre mempertanyakan mengapa kebocoran distribusi gula rafinasi tak kunjung selesai bertahun-tahun. Akibatnya, nasib petani tebu morat-marit dan industri gula dalam negeri tidak berjalan.
Ia juga menyinggung intervensi pemerintah sebesar Rp 1,5 triliun untuk menyerap gula petani. Presiden Prabowo memerintahkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) melalui ID Food membeli gula dari petani.
“Dikucurkanlah uang Rp 1,5 triliun. Karena apa penyebabnya? Karena rembesan distribusi gula rafinasi yang bapak-bapak terhormat 11 orang ini sebagai importirnya memasukkan gula rafinasi ke Negara Kesatuan Republik Indonesia kita,” ujar Andre. (rdr)

















