Sedangkan mengenai masih terbilang rendahnya capaian vaksinasi anak usia 6 sampai 11 tahun di Sumatera Barat sampai saat ini, Irjen Pol Teddy menyebutkan bahwa salah satu kendalanya adalah keterlambatan distribusi vaksin dari pusat dan adanya resistensi atau penolakan dari orang tua para siswa.
“Kendala vaksinasi anak di Sumatera Barat, yaitu keterlambatan distribusi vaksin dari pusat, namun saat ini vaksin sudah terdistribusi merata dan siap untuk disuntikkan, selain itu, meskipun presentasenya kecil, penolakan dari orang tua masih ada. Namun kendala itu saya kira dapat di handle oleh pihak sekolah sebagai wali siswa saat jam sekolah,” katanya.
Adapun mengenai perkembangan varian baru virus Covid-19 jenis Omicron di Sumatera Barat, jenderal bintang dua itu menyebut bahwa baru ditemukan 112 kasus baru infeksi virus Covid-19 yang belum dapat dipastikan varian virusnya.
“Dari 112 orang yang terkonfirmasi terpapar virus Covid-19, baru-baru ini, belum dapat dipastikan varian virus yang menginfeksi mereka, karena sampel hasil swabnya masih sedang dilakukan pemeriksaan di laboratorium, sementara ini, belum ada hasil resmi yang menjelaskan bahwa itu varian Omicron,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekda Provinsi Sumatera Barat Hansastri, yang juga hadir dalam acara Launching perlombaan vaksinasi anak usia 6 sampai 11 tahun tersebut, mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa bersama jajaran yang menurutnya telah berhasil menggenjot capaian vaksinasi Covid-19 di Sumbar belakangan ini.
“Pada bulan september lalu, angka capaian vaksinasi Sumatera Barat masih rendah dan sempat menempati rangking 32 dari 34 Provinsi dari bawah, namun kemudian Kapolda dengan gerakan SUMDARSIN yang diusungnya, berhasil meningkatkan rangking capaian vaksinasi Sumatera Barat menjadi peringkat 24,” ujarnya. (rdr)

















