Ia juga memaparkan tindak lanjut program pengembangan lahan seluas 2.000 hektare untuk budidaya kopi, kakao, dan komoditas potensial lainnya. Selain itu, Bupati Solok mengusulkan penambahan alat dan mesin pertanian (alsintan), serta penerapan teknologi modern seperti drone pertanian guna meningkatkan produktivitas hortikultura.
Lebih lanjut, Bupati Jon Firman menekankan bahwa Kabupaten Solok saat ini merupakan penghasil bawang terbesar kedua di Indonesia setelah Brebes. Namun, pengembangan pertanian di Solok tidak hanya difokuskan pada bawang, melainkan juga diarahkan pada diversifikasi komoditas seperti kopi dan kakao.
“Kami ingin pertanian di Solok semakin maju, beragam, dan berkelanjutan,” pungkasnya. (rdr)

















