“SPH bekerjasama dengan P2KS-KR dalam pelaksanaan Pelatihan PONEK ini, bukan penyelenggara utama, namun SPH terus meningkatkan kesiapan dalam memberikan pelayanan kegawatdaruratan, termasuk pada kasus ibu dan anak,” jelasnya.
Menurutnya, SPH telah memiliki layanan IGD 24 jam dengan tenaga medis yang kompeten, serta didukung oleh dokter spesialis kandungan, spesialis anak, anestesi, perawat, dan bidan yang terlatih.
“Fasilitas penunjang seperti ruang PONEK IGD, ruang bersalin, NICU, ruang intensif, laboratorium, radiologi dan kamar operasi emergensi juga tersedia untuk mendukung penanganan cepat dan tepat.”
“Di sisi lain, SPH juga sudah bekerjasama dengan bidan jejaring dan puskesmas jejaring dalam pelayanan rujukan maternal dan neonatal,” paparnya.
Pelatihan ini diharapkan bisa meningkatan pemahaman tenaga kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan PONEK yang optimal, sebagai input bagi SPH dalam upaya perbaikan dan memaksimalkan baik sarana , prasarana, SDM PONEK.
Dalam pelatihan tersebut, tim yang terlibat yakni:
- Dokter spesialis obgyn (kebidanan dan kandungan).Dokter spesialis anak/neonatologi.
- Dokter spesialis anestesi.
- Dokter umum yang bertugas di IGD/rawat inap.
- Bidan.
- Perawat (terutama perawat IGD, perawatan intensif, dan ruang bersalin).
- Tenaga penunjang lain sesuai kebutuhan (misalnya petugas laboratorium dan farmasi)
Adapun manfaat Pelatihan PONEK bagi pihak yang terlibat/stakeholder:
a. Bagi Tenaga Medis (dokter, bidan, perawat):
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal.
- Membentuk kerja tim yang solid lintas profesi (obgyn, anak, anestesi, bidan, perawat).
- Meningkatkan kepercayaan diri dalam menghadapi kasus gawat darurat.
b. Bagi Rumah Sakit:
- Meningkatkan mutu layanan emergensi obstetri-neonatal.
- Memperkuat sistem rujukan dan reputasi rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan maternal-neonatal yang andal.
- Menunjang akreditasi rumah sakit karena PONEK merupakan salah satu indikator pelayanan esensial.
(rdr)

















