Sebagai contoh, seorang pemula dapat menyisihkan Rp500.000 setiap bulan untuk membeli Bitcoin atau Ethereum.
Dalam jangka panjang, meski harga kadang turun drastis, akumulasi pembelian rutin akan menghasilkan portofolio dengan harga rata-rata yang lebih aman.
Selain itu, DCA membantu membangun disiplin keuangan dan kebiasaan investasi yang konsisten. Jika dilakukan selama bertahun-tahun, strategi ini terbukti mampu menghasilkan keuntungan yang menarik tanpa perlu keterampilan trading yang rumit.
4. Menyimpan Aset di Wallet yang Aman
Keamanan adalah aspek penting dalam investasi crypto jangka panjang. Banyak pemula yang melakukan kesalahan dengan meninggalkan aset mereka di exchange (bursa kripto).
Padahal, menyimpan crypto di exchange cukup berisiko karena rawan terkena peretasan atau masalah operasional.
Untuk investasi jangka panjang, sebaiknya gunakan crypto wallet yang lebih aman. Terdapat dua jenis wallet utama yaitu, hot wallet dan cold wallet.
Hot wallet adalah dompet digital yang terhubung dengan internet, sehingga praktis digunakan untuk transaksi harian, tetapi relatif lebih rawan diretas.
Sebaliknya, cold wallet adalah perangkat keras (hardware wallet) yang tidak terhubung ke internet, sehingga jauh lebih aman untuk menyimpan aset dalam jangka panjang.
Bagi pemula yang serius ingin berinvestasi, memiliki cold wallet menjadi pilihan bijak untuk menjaga aset bernilai besar.
Selain itu, penting juga untuk menjaga private key dan seed phrase dengan aman, karena kehilangan akses sama artinya dengan kehilangan aset crypto selamanya.
Dengan memastikan keamanan penyimpanan, investor bisa lebih tenang membiarkan aset mereka tumbuh seiring waktu tanpa takut kehilangan akibat faktor eksternal.
5. Berinvestasi pada Proyek dengan Fundamental Kuat
Dalam dunia crypto, tidak semua koin memiliki masa depan cerah. Banyak token baru bermunculan hanya untuk spekulasi jangka pendek tanpa nilai nyata. Oleh karena itu, pemula sebaiknya berfokus pada aset dengan fundamental kuat.
Fundamental yang dimaksud mencakup tim pengembang yang terpercaya, teknologi yang inovatif, adopsi yang luas, serta visi jangka panjang yang jelas. Contohnya, Bitcoin dianggap sebagai “emas digital” karena jumlahnya terbatas dan sudah diakui secara global.
Ethereum memiliki ekosistem kuat yang mendukung smart contracts dan aplikasi DeFi. Proyek lain seperti Solana atau Polkadot juga menarik karena menawarkan solusi skalabilitas dan interoperabilitas dalam jaringan blockchain.
Dengan memilih aset berdasarkan fundamental, investor pemula bisa mengurangi risiko terjebak pada koin musiman atau proyek “pump and dump.”
Meskipun pertumbuhan mungkin tidak secepat koin spekulatif, aset dengan fundamental kuat biasanya lebih tahan terhadap gejolak pasar dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang yang stabil. Strategi ini memungkinkan investor membangun portofolio yang kokoh dan berkelanjutan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa investasi crypto jangka panjang membutuhkan kesabaran, strategi, serta manajemen risiko yang baik. Bagi pemula, lima cara di atas dapat menjadi fondasi yang kokoh untuk memulai perjalanan investasi.
Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif.
Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi.
Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor. (rdr)

















