Beberapa lokasi yang sempat terpantau oleh tim di antaranya adalah Gaduang Beo (data dan dokumentasi dari tim resor BKSDA Solok), Aia Tumbuk (Aia Bareh), dan Bukik Tabuh.
“Kalau tahun ini kami lebih aktif, mungkin ada 7 sampai 9 bunga yang bisa dipantau mekar, belum termasuk yang gagal mekar,” katanya.
Saat ini, tim masih mengamati sekitar 14 bonggol bunga Rafflesia yang berpotensi mekar. Namun belum dapat dipastikan apakah semuanya akan berhasil mekar, mengingat faktor lingkungan sangat memengaruhi pertumbuhannya.
Rizki juga menyebutkan bahwa mereka sempat menerima kunjungan wisatawan mancanegara yang datang untuk melihat bunga langka tersebut.
“Kemarin kami kedatangan tamu dari Republik Ceko, mereka datang karena tahu bunga sedang mekar. Kami koordinasi dengan pemandu wisata dari Bukittinggi,” ungkapnya.
Bunga Rafflesia arnoldii dikenal sebagai salah satu bunga terbesar di dunia dan menjadi daya tarik utama ekowisata di Sumatera Barat. Namun, karena habitatnya rentan, pemantauan dan perlindungan rutin sangat dibutuhkan agar kelestariannya tetap terjaga. (rdr/ant)

















