“Demonstrasi adalah satu-satunya cara kelompok bawah – buruh, petani, nelayan, mahasiswa – menyampaikan aspirasi ketika saluran formal lambat atau tak responsif,” ujar Said.
“Namun, aksi tetap harus damai dan konstitusional. Pada poin ini, Presiden setuju.”
Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pendeta Jacklevyn Frits Manuputty, mengapresiasi keterbukaan dialog yang terjadi dalam pertemuan tersebut.
“Kami bicara soal pajak yang memberatkan, korupsi, hingga gaya hidup pejabat yang pamer kemewahan. Kami juga menyampaikan keberatan soal kenaikan tunjangan DPR, karena Ketua DPR juga hadir dan ikut menanggapi,” ujar Jacky, sapaan akrabnya.
Pertemuan tersebut ditutup dengan doa bersama oleh para pemuka agama yang hadir, menandai semangat silaturahmi dan dialog lintas kelompok dalam suasana kebangsaan. (rdr/ant)

















