GUNUNGSITOLI, RADARSUMBAR.COM – Dugaan sindikat jual beli dokumen kesehatan hewan ternak babi dari Lampung ke Nias, Sumatera Utara secara perlahan mulai terkuak. Modus ini diduga melibatkan perantara untuk memperoleh dokumen kesehatan yang diduga berasal dari Balai yang berada di Deli Serdang, ini kemudian seolah-olah resmi dalam wilayah Sumut.
Dokumen ini tetap mereka terbitkan meski Lampung berstatus zona merah penyakit hewan menular. Seorang narasumber berinisial BE asal Bandar Lampung mengungkapkan, permainan dokumen melibatkan oknum pejabat Balai Veteriner di Deli Serdang, seorang sipil sekaligus saudagar berinisial BZ, dkk yang berada di Sibolga. Mereka disebut sebagai juru kunci penerbitan dokumen.
Jelasnya, untuk jumlah pengiriman mulai dari 25 sampai 60 ekor babi menelan biaya dokumen lengkap mencapai Rp 22 juta. Urai BE, bahwa proses awal dimulai dari penimbangan hewan saat dinaikkan ke kendaraan dengan tarif Rp 30.000 per kilogram di Lampung.
Sementara surat pengantar hanya dikeluarkan dari kelurahan, sementara dokumen sertifikat veteriner (SV) dan Laporan Hasil Uji (LHU) Laboratorium, Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) bisa diakali dari Deli Serdang, Sumatera Utara.
“Kalau dokumen dari Lampung tidak bisa langsung cuma surat dari kelurahan sebagai pengantar. Lampung kan zona merah, makanya diakalin lewat daerah di Sumut agar masuk ke Nias,” ujarnya, Jumat (29/8/2025).
Menurut pengakuan BE dengan hasil penelusuran tidak jauh beda, setiap hari pemasok dan pembeli ternak yang berasal dari Nias berhubungan untuk adakan transaksi, seperti BZ, KZ, SB, A, NOB, K, M. Para pemain inilah yang mengandalkan jaringan dokumen dari wilayah Deli untuk melancarkan distribusi.
“Orang belanja di sini, urus suratnya di Sumut. Bisa keluar kok mereka yang urus di sana,” katanya.
Dalam praktiknya, sindikat juga memperjualbelikan babi dengan dua tipe, yakni babi sehat dan babi tipe 2 yang rentan virus, untuk bobot di bawah 60 kilogram harga ditetapkan Rp 28.000 per kilogram dengan tingkat risiko kematian tinggi meski sudah disuntik vitamin.
“Tapi, salah satu pembeli asal Nias dengan nekat melakukan negosiasi pembelian babi tipe 2,” ungkapnya.

















