“Akibatnya, banyak kasus tidak terungkap karena korban atau keluarga memilih diam,” ucapnya.
Ia berharap melalui kegiatan dialog dan sosialisasi seperti ini, pengetahuan serta pemahaman masyarakat terkait ketahanan keluarga dapat meningkat, sehingga mata rantai kekerasan bisa diputus.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sumatera Barat, Herlin Sridiani, menambahkan bahwa banyak kasus kekerasan justru dilakukan oleh orang-orang terdekat.
“Mulai dari ayah terhadap anak kandung, paman terhadap keponakan, hingga kakek terhadap cucu. Kasus seperti ini masih banyak yang tidak dilaporkan dan ini menjadi PR besar bagi kita semua,” ungkapnya. (rdr/ant)
















