Pelabuhan ini memiliki potensi besar mengingat Pasaman Barat adalah penghasil utama kelapa sawit dengan luas tanam mencapai 101.402 hektare dan produksi tahunan 330.881 ton. Selain itu, wilayah ini juga memiliki potensi jagung seluas 45.523 hektare serta sumber tambang seperti bijih besi, mangan, dan granit yang berjarak hanya enam hingga sembilan kilometer dari pelabuhan.
Dari sisi geografis, Pelabuhan Teluk Tapang lebih efisien dibandingkan Pelabuhan Teluk Bayur di Kota Padang. Jarak tempuh logistik dari Pasaman Barat ke Teluk Tapang hanya 2,5 jam, sementara ke Teluk Bayur mencapai 4,5 jam. Pelabuhan ini juga mudah diakses dari Sumatera Utara melalui Kabupaten Mandailing Natal yang hanya berjarak tiga kilometer dari perbatasan.
Dengan keunggulan tersebut, studi pendahuluan dan survei diharapkan menjadi landasan penting untuk percepatan realisasi proyek strategis nasional yang akan memperkuat konektivitas dan daya saing daerah.
Bakaruddin menambahkan bahwa anggaran pembangunan sisi darat pelabuhan akan dimulai pada 2026 sebesar Rp20 miliar dan berlanjut pada 2027 dengan Rp80 miliar dalam skema multi year. (rdr/ant)

















