Diketahui, rusaknya jaringan irigasi tersebut berdampak pada sekitar 1.800 hektare lahan pertanian di empat kecamatan. Petani terpaksa mengalihkan jenis tanam, dan hasil produksi padi serta ikan budidaya menurun drastis.
Wali Nagari Sicincin, Febriwendi Firdaus, menambahkan bahwa curah hujan ekstrem tak hanya merusak irigasi, tapi juga menyebabkan sejumlah rumah warga ambruk akibat terbawa arus.
Ia menyatakan, pemerintah nagari dan masyarakat siap mendukung penuh proses rehabilitasi.
“Kami berharap irigasi ini segera pulih agar ekonomi warga, khususnya petani dan pembudidaya ikan, bisa bangkit kembali,” kata Febriwendi. (rdr/ant)

















