“SPH juga melakukan edukasi pasien dan keluarga, serta melaporkan kasus TB ke DKK melalui SITB,” terangnya.
Ia berharap, kegiatan ini bisa memperkuat jejaring rujukan dan koordinasi TB dengan DKK. Memastikan seluruh tenaga kesehatan memahami prosedur penanganan TB yang mutakhir.
Meningkatkan angka penemuan kasus TB di rumah sakit. Menurunkan angka putus obat TB di wilayah kerja SPH.
Sementara itu, salah seorang peserta, Tiwi mengatakan,kegiatan ini sangat bermanfaat karena memberikan pembaruan informasi dan memperjelas alur pelayanan TB di rumah sakit.
Selain itu, coaching memfasilitasi diskusi langsung antara tenaga kesehatan dan pihak DKK.
“Teknik diagnosis TB anak dan dewasa yang sesuai standar terbaru. Penggunaan dan pelaporan melalui aplikasi SITB.”
“Peningkatan keterampilan komunikasi edukasi pasien TB untuk meningkatkan kepatuhan minum obat,” katanya.
Ia berharap penanganan TB di SPH menjadi lebih cepat, terkoordinasi, dan sesuai pedoman, sehingga dapat menekan penularan TB di masyarakat. (rdr)

















