Hingga kini, akses kelola perhutanan sosial telah mencapai lebih dari 8,3 juta hektar dengan 1,4 juta kepala keluarga penerima manfaat serta terbentuknya 15.758 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS).
KUPS sendiri telah menghasilkan berbagai komoditas, mulai dari jagung, padi, buah-buahan, kopi, madu hutan, kakao, kemiri, hingga ekowisata.
Ke depan, masyarakat sekitar hutan diharapkan tak hanya jadi penjaga hutan, tapi juga pelaku utama ekonomi hijau yang bisa merasakan langsung manfaat dari pengelolaan hutan berkelanjutan.
Selain itu, program perhutanan sosial juga mendukung Asta Cita ke-2, yakni swasembada pangan, energi, air, serta penguatan ekonomi hijau dan biru, sekaligus Asta Cita ke-8 tentang pembangunan daerah dan desa untuk mengurangi kesenjangan.
Menutup sambutannya, Sulaiman mengajak semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, daerah, akademisi, swasta, hingga masyarakat luas, untuk terus bergandeng tangan memperkuat perhutanan sosial.
“Penghargaan ini adalah bentuk apresiasi tertinggi atas kerja keras semua pihak. Semoga menjadi pemacu semangat untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat sekaligus kelestarian hutan di Indonesia,” ujarnya.
Festival PeSoNa 2025 pun menjadi momentum untuk mempertegas tekad bersama: hutan Indonesia adalah sumber kehidupan, sumber kesejahteraan, dan sumber harapan untuk masa depan yang lebih baik. (rdr/adpsb/cen)

















