“Seluruh kebijakan dan program ini sudah kami tuangkan dalam dokumen RPJMD Kabupaten Agam 2025–2029,” ujarnya.
Welfizar menekankan pentingnya kolaborasi multipihak dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi, terutama menghadapi tantangan globalisasi dan perubahan iklim.
Ia mengakui bahwa sektor pertanian, yang selama ini menjadi penyumbang utama ekonomi masyarakat Agam, mengalami tekanan. Rasio Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian menurun dari 30 persen pada 2019 menjadi 28,26 persen di tahun 2024, antara lain akibat bencana galodo yang melanda Agam tahun lalu.
Tak hanya itu, tingkat pengangguran terbuka di Agam juga menunjukkan tren fluktuatif. Tercatat sebesar 4,61 persen pada 2020, naik menjadi 4,73 persen pada 2024, dengan persentase tertinggi berasal dari tenaga kerja terdidik. (rdr/ant)

















