Dalam showcase ini, penonton akan diajak menikmati karya musik baru dengan pendekatan Teluk Bayur dalam goresan lirik Boy Candra (penulis novel muda asal Sumbar) dan Ragadupa.
Lagu dengan nada yang penuh kehangatan dan penuh emosional ini diaransemen dengan gabungan instrumen musik modern dan tradisi oleh Tim Ragadupa (Gelvi, Hendrik, Tio, Tahmid, Ocoy, Aca).
Yang kemudian dibalut dengan pertunjukan visual dari aktor teater dari Komunitas Payung Sumatera dan harmoni suara pengiring yang dipersembahkan oleh Andalaswara Choir.
Perpaduan ini diharapkan mampu membawa penonton masuk dalam pengalaman multisensory-menyentuh, menggetarkan, dan membekas.
“Harapan saya, lagu dan pertunjukan ini bisa menjadi ruang kolektif untuk mengingat, merayakan, dan mencintai Kota Padang, bukan hanya sebagai kota kelahiran, tapi sebagai ruang yang penuh cerita.”
“Saya ingin saat ini Teluk Bayur dilihat bukan lagi sekadar Pelabuhan barang atau muatan kapal saja, tapi sebagai simbol romansa dan sejarah serta kebanggaan warga kota ini,” ungkap sang musisi.
Dengan latar senja dan gunung padang sebagai panggung utama, pertunjukan ini akan menjadi pengalaman yang tidak hanya menyentuh sisi emosional, namun juga membangun kedekatan lintas generasi terhadap sejarah lokal.
Acara ini terbuka untuk umum karena didukung penuh oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia melalui Balai Pelestarian dan Kebudayaan Wilayah III Provinsi Sumatera Barat dan akan dilaksanakan secara terbatas demi menjaga suasana intim.
Informasi lebih lanjut mengenai lokasi dan akses masuk bisa melalui kanal media sosial resmi sang musisi dalam waktu dekat. (rdr)

















