Sementara itu, Ketua KTNA Kecamatan Nanggalo, Saiful Amri, menyebut saat ini para petani masih mengendalikan hama secara manual karena belum memiliki alat khusus.
“Hama tikus kami buru langsung di lapangan. Belum ada alat otomatis atau sistem pengendalian hama modern di sini,” katanya.
Ia juga mengungkapkan kendala pascapanen yang masih dihadapi petani, terutama karena keterbatasan alat dan mesin pertanian (Alsintan).
“Kami berharap ada bantuan alat panen seperti combine harvester, karena saat ini proses panen masih dilakukan secara manual,” harap Saiful. (rdr/ant)

















