Proses pengolahan dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari pembersihan ikan, penggaraman, hingga pengasapan menggunakan alat drum modifikasi. Dengan pendampingan tenaga ahli, produk ikan salai yang dihasilkan kini memiliki standar higienis dan siap bersaing di pasaran.
“Produk ikan basah diubah menjadi olahan bernilai jual tinggi, dan menjadi salah satu produk unggulan UMKM Rutan Lubuk Sikaping,” tambah Resman.
Melalui pelatihan ini, para warga binaan diharapkan memperoleh keterampilan praktis yang bisa menjadi bekal kemandirian ekonomi setelah mereka bebas.
“Kegiatan ini juga sejalan dengan semangat ‘Pemasyarakatan PASTI Bermanfaat untuk Masyarakat’ dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, sekaligus memperkuat kontribusi kami dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” tuturnya.
Resman mengungkapkan, kegiatan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Ke depan, pihak rutan juga berencana untuk mengembangkan merek khusus (branding) agar produk ini semakin menarik dan memiliki daya saing di pasar. (rdr/ant)

















