“Saya berharap suatu saat akan lahir penerus tokoh nasional dari Sumbar. Siapa tahu salah satunya adalah Pak Levi,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Muhammadiyah berdiri pada 18 November 1912 di Yogyakarta atas prakarsa KH Ahmad Dahlan.
Organisasi ini bertujuan memurnikan ajaran Islam sesuai Al-Qur’an dan Sunnah serta mengembangkan amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial.
Seiring perjalanan waktu, Muhammadiyah menjadi salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, dengan jutaan anggota dan ribuan amal usaha yang tersebar di seluruh provinsi.
Di Sumbar, Muhammadiyah telah mendirikan berbagai sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, dan pusat dakwah yang berperan besar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Peran Muhammadiyah di Sumbar tak lepas dari semangat pembaruan dan keterbukaan terhadap ilmu pengetahuan yang sejalan dengan karakter masyarakat Minangkabau.
Kiprahnya telah melahirkan tokoh-tokoh nasional dari ranah Minang, baik di bidang politik, pendidikan, maupun gerakan sosial.
Dengan bergabungnya Braditi Moulevey, diharapkan sinergi antara IKM dan Muhammadiyah semakin erat, terutama dalam mendorong kemajuan umat dan daerah melalui pendidikan, ekonomi, dan pemberdayaan sosial. (rdr)

















