Pasien dengan gejala awal seperti pembengkakan kaki hilang timbul, demam berulang, atau nyeri di pangkal paha juga langsung diperiksa melalui tes darah jari malam di Puskesmas. Sampel darah selanjutnya diuji silang di Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
“Pasien juga diberi edukasi agar bisa mandiri dalam perawatan dan menjaga kebersihan diri untuk mencegah kondisi memburuk,” tambah Gina.
Pasaman Barat sebelumnya ditetapkan sebagai daerah endemis filariasis pada 2005, setelah melalui survei darah jari malam. Pemberian obat pencegahan massal (POPM) dilakukan selama empat tahun berturut-turut, dilanjutkan dengan serangkaian survei evaluasi (TAS dan re-TAS) hingga akhirnya dinyatakan lolos eliminasi.
“Artinya, tidak ada lagi penularan baru sejak program pengobatan massal dimulai. Tapi pemantauan tetap dilakukan, terutama terhadap pasien kronis,” tegas Gina. (rdr/ant)

















