“Program MBG bukan hanya soal memberikan makanan, tapi investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa. Gizi yang baik menjadi fondasi utama tumbuh kembang anak secara fisik dan kognitif, sehingga mereka lebih sehat dan siap belajar,” ujar Welly.
Meski saat ini program baru melayani pelajar, Welly mengakui ada sejumlah tantangan, seperti distribusi makanan, keterlibatan sekolah, serta pengawasan kualitas dan gizi makanan. Oleh karena itu, koordinasi dan evaluasi secara berkala sangat penting.
Potensi penerima manfaat MBG di Pasaman mencapai 101.858 jiwa, terdiri dari 74.518 siswa, serta 27.340 ibu hamil, ibu menyusui, dan balita yang tersebar di 12 kecamatan dan 62 nagari.
Dengan asumsi satu unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mengelola 3.000 penerima manfaat, Pasaman membutuhkan 34 unit SPPG. Saat ini baru berjalan satu unit SPPG di Pauh Lubuk Sikaping yang menyediakan 3.313 porsi MBG untuk siswa setempat. (rdr/ant)

















