“Angka ini menunjukkan sebagian besar sampah belum terolah secara optimal dan langsung berakhir di TPST,” kata Maria.
Ia menekankan pentingnya percepatan peningkatan kinerja pengelolaan sampah, terutama lewat perubahan paradigma: dari sekadar membuang, menjadi memilah dan mengolah sejak dari sumbernya.
Jika tidak dikelola dengan baik, terutama limbah domestik, maka akan berdampak serius terhadap lingkungan. Mulai dari pencemaran air dan udara, hingga membahayakan kesehatan masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti ibu hamil, balita, dan lansia.
“Menjadi kota based practice adalah momentum penting bagi Padang untuk membuktikan diri mampu menjadi contoh ideal bagi daerah lain di Sumatera,” tutupnya. (rdr/ant)

















