Guswanto menegaskan meskipun potensi karena musim kering cenderung tinggi di sejumlah daerah, tetapi selama tidak ada pemicu seperti pembakaran lahan atau kelalaian dari aktivitas manusia seperti membuang puntung rokok atau membuat api unggun maka kebakaran tidak akan terjadi.
Oleh karena itu, patroli pencegahan tetap diperlukan di lapangan. BMKG juga mengingatkan bahwa pembukaan lahan dengan cara membakar meningkatkan risiko asap lintas batas.
Kerja sama lintas kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, hingga masyarakat menjadi penting untuk mencegah dampak yang lebih luas.
“Kami terus berkoordinasi dengan BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kementerian Kehutanan, serta otoritas terkait di ASEAN untuk memastikan informasi ini terintegrasi dan bisa direspons cepat,” ujarnya. (rdr/ant)

















