“Semakin banyak yang membeli, semakin kuat posisi Pasaman sebagai lumbung pangan Sumbar,” tegasnya.
Peluncuran ini juga ditandai dengan penandatanganan MoU antara Bulog Cabang Bukittinggi dan sejumlah BUMNag serta koperasi, seperti Koperasi Desa Merah Putih dan Koperasi KPN/KP-RI.
Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Pasaman, M. Dwi Richie, menyebut Bareh Equator bukan hanya produk pangan, melainkan simbol kemandirian daerah yang melibatkan seluruh rantai ekonomi — dari petani, penggilingan, koperasi hingga Bulog.
“Ini model kolaborasi hulu-hilir yang konkret. Kami akan kawal kualitas dan distribusinya agar mampu bersaing, bahkan menembus pasar luar daerah,” katanya.
Program ini juga menjadi bagian dari target penciptaan 1.000 lapangan kerja baru dalam 100 hari kerja awal pemerintahan Welly–Sabar.
“Ini bukti keseriusan Pemda dalam membangun ekonomi kerakyatan, dan menjadi tonggak awal pencapaian visi ‘Pasaman Bangkit: Berkarakter, Maju, dan Berkelanjutan’,” tutup Richie. (rdr/ant)

















