PULAUPUNJUNG, RADARSUMBAR.COM – Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes) Nagari Sungai Duo, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, menghadapi sejumlah kendala pasca ditetapkan sebagai koperasi percontohan nasional. Salah satu persoalan utama adalah keterlambatan suplai barang dari mitra usaha.
“Ada beberapa kendala, misalnya suplai sembako dari mitra yang datang terlambat,” ujar Ketua Kopdes Sungai Duo, Fuad Diaulhaq, di Pulau Punjung, Rabu (6/8).
Ia menjelaskan bahwa keterlambatan itu berdampak langsung pada ketersediaan barang, seperti minyak goreng, yang sudah kosong selama beberapa hari terakhir. Padahal, permintaan masyarakat sedang tinggi.
“Kami sudah ajukan permintaan ke mitra, bahkan biaya klaim atas penjualan sudah dibayarkan. Tapi sampai sekarang belum ada pengiriman. Informasi terakhir, suplai baru akan datang pertengahan Agustus,” jelas Fuad.
Selain persoalan distribusi, kendala lain yang dihadapi adalah keterbatasan modal usaha. Untuk itu, pihak pengurus mendorong pemerintah agar segera mencairkan pinjaman yang diajukan ke bank.
“Semangat pengurus cukup tinggi, tapi modal sangat menentukan. Saat ini kami tidak bisa beli stok dalam jumlah besar, baik pupuk maupun elpiji 3 kilogram,” tambahnya.
Meskipun demikian, secara keseluruhan aktivitas unit usaha Kopdes Sungai Duo sudah berjalan cukup baik. Salah satu dampak positif yang dirasakan masyarakat adalah upaya koperasi dalam memangkas rantai distribusi harga bahan pokok.

















