“Erupsi juga berpotensi menimbulkan banjir lahar jika material bercampur dengan air hujan. Ini bisa berdampak ke aliran sungai yang berhulu di puncak gunung,” ujarnya.
Wafid menambahkan, di sekitar puncak dan kawah juga terdapat potensi bahaya gas beracun seperti karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), dan hidrogen sulfida (H2S).
Hingga 1 Agustus 2025, status Gunung Marapi tetap berada di Level II atau Waspada. Masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari pusat erupsi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga mengingatkan warga yang tinggal di sekitar aliran sungai berhulu dari Marapi agar mewaspadai ancaman lahar dingin, terutama saat turun hujan. (rdr/ant)

















