“Wilayah ini sudah lebih dari 60 hari tanpa hujan. Dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama di sektor pertanian dan air bersih,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok per 19 Juli 2025, telah terjadi 92 kejadian bencana di wilayah tersebut. Dari jumlah itu, 83 di antaranya adalah kebakaran hutan dan lahan.
Sementara itu, pada bulan Juli saja tercatat 20 kasus karhutla dan dua peristiwa pohon tumbang. Pemerintah daerah menyatakan akan terus memantau kondisi cuaca dan siap berkoordinasi kembali dengan BNPB serta BMKG jika diperlukan.
“Turunnya hujan sangat membantu masyarakat, khususnya petani. Ini hasil dari sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat,” kata Bupati Jon Firman Pandu. (rdr/ant)

















