Artinya, masih ada 23 aliran sungai yang belum dilengkapi sistem deteksi dini. Sungai-sungai tersebut dinilai berisiko tinggi dilalui aliran banjir lahar dingin, sehingga sangat mendesak untuk segera dilengkapi EWS.
“Ada enam unit EWS yang sudah dipasang BNPB di empat sungai utama. Alat-alat ini sudah bekerja cukup baik, dengan data sensor dan rekaman CCTV yang terpantau secara real time oleh BPBD di Kabupaten Agam dan Tanah Datar,” jelas Ilham.
Sebagai informasi, banjir lahar dingin Gunung Marapi yang terjadi pada 11 Mei 2024, bersamaan dengan banjir bandang dari Gunung Singgalang, mengakibatkan 63 korban jiwa dan 10 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Bencana ini juga menyebabkan banyak warga luka-luka serta merusak rumah dan bangunan permanen. (rdr/ant)

















