Sebelumnya, Vanenburg sempat absen pada jumpa pers setelah pertandingan semifinal kontra Thailand.
Asisten Vanenburg, Frank van Kempen, yang mewakili dia pada jumpa pers itu mengatakan Vanenburg kehabisan suara setelah berteriak-teriak memberi instruksi sepanjang pertandingan.
“Mungkin mereka melakukan ini karena suara saya hilang, tapi sekarang suara saya sudah membaik, saya memang tidak bisa teriak, tapi saya ingin meski tidak berteriak, para pemain sudah memahami instruksi saya.”
“Malah saya ingin meski tidak ada pelatih, para pemain saya bisa bermain baik di lapangan. Apalagi saya tahu mereka juga tidak suka saya,” seloroh Vanenburg.
Terkait kekuatan serangan, pelatih asal Belanda itu mengakui timnya kesulitan mencetak gol dan bergantung pada Jens Raven sebagai mesin gol utama.
“Memang saat ini kami sulit mencetak gol, dan kami cuma punya Jens Raven yang bisa mencetak gol, dan ada beberapa pemain lain selain Jens yang bisa cetak gol.”
“Jadi saya ingin cari solusi untuk jangka pendek ini, di final, pemain-pemain mana yang bisa saya tugaskan mencetak gol,” ujar sosok yang turut membawa Belanda menjuarai Piala Eropa 1988 itu.
“Tapi untuk di turnamen selanjutnya, nanti kita lihat saja apakah kami akan cari pemain lain, entah dari Belanda atau Indonesia, untuk membantu tim ini yang agak kesulitan mencetak gol,” ujar dia. (rdr/ant)

















