Ia mengajak warga mengutamakan prinsip musyawarah dalam menyelesaikan masalah, serta melibatkan aparat setempat seperti kelurahan, Babinkamtibmas, Babinsa, dan Polsek agar tidak ada tindakan yang merugikan banyak pihak.
“Kalau ada masalah, lebih baik dibicarakan dengan aparat setempat. Bertindak sendiri hanya akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Kita ini negara hukum, semua harus sesuai aturan dan tidak boleh bertindak anarkis,” jelas Wakapolda.
Sebelumnya, perusakan itu terjadi pada Minggu sore dan terekam dalam video viral di media sosial, salah satunya diunggah akun Instagram @infosumbar. Dalam video terlihat sejumlah warga merusak kaca jendela dengan batu dan kayu, sementara perempuan yang berada di dalam rumah panik membawa keluar anak-anak yang menangis histeris.
Pendeta GKSI Padang, F. Dachi, menyebut rumah tersebut sebagai rumah doa sekaligus tempat belajar agama bagi siswa Kristen. (rdr)

















