Setelah proyek hilirisasi di Sumatera Selatan selesai, dia mengharapkan kegiatan serupa dapat dilakukan di tempat lain. Ini penting karena proyek ini hanya bisa menyuplai Sumatra Selatan dan sekitarnya atau sekitar enam juta KK. “Kita memiliki deposit batubara yang yang jauh dari cukup kalau hanya untuk urusan DME ini, sangat kecil sekali,” tambahnya.
Pemanfaatan DME sebagai bahan bakar energi memiliki keunggulan seperti mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon dan nyala api yang dihasilkan lebih stabil.
Lalu tidak menghasilkan polutan particulate matter (PM) dan nitrogen oksida (NOx); tidak mengandung sulfur serta pembakaran lebih cepat dari LPG. Proyek hilirisasi batubara menjadi DME telah ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional sesuai Perpres Nomor 109 Tahun 2020.
Perjanjian proyek ini ditandatangani dengan kapasitas 1,4 juta ton di Tanjung Enim tanggal 10 Desember 2020. Sementara Cooperation Agreement (CA) tercatat tanggal 11 Februari 2021 dan Cooperation Agreement Amendment (CAA) dan Conditional Processing Service Agreement (Conditional PSA) tanggal 10 Mei 2021 di Los Angeles, USA.
“Ini sudah enam tahun yang lalu saya perintah, tetapi alhamdulillah hari ini, meskipun dalam jangka yang panjang belum bisa dimulai, alhamdulillah hari ini bisa kita mulai groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi DME,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini. (kompas.com)

















