Wali Kota dua periode itu menambahkan bahwa masukan konstruktif sangat dibutuhkan untuk mendorong pembangunan yang adil, rasional, dan tepat sasaran.
Komentar dari Ketua Fraksi NasDem DPRD menurutnya merupakan bagian penting sistem demokrasi, namun jangan sampai bias karena dapat memicu konflik sosial budaya.
Sowa’a mengungkapkan keheranannya atas tuduhan menganaktirikan pembangunan tiap kecamatan.
“Tudingan itu ibarat merobek daging, tapi ya tidak apa-apa. Mungkin dia sedang khilaf berkata, biarlah masyarakat yang menilai hal itu,” jawab Sowa’a Laoli dengan tersenyum.
Secara prinsip, Sowa’a menegaskan Pemko Gunungsitoli tetap menjunjung tinggi transparansi dan tanggung jawab dalam pengelolaan anggaran.
Kemudian untuk pemerataan pembangunan riil bagi rakyat terus diwujudkan berdasarkan data Bappelitbang Gunungsitoli atas Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2025, yang mana rencana dan atau gagasan tersebut bersumber dari reses wakil rakyat dan Musrembang.
Sebelumnya, Yobedi Laowo di hadapan awak media di gedung DPRD Jalan Gomo, Kelurahan Saombo, Kecamatan Gunungsitoli menyarankan agar Wali Kota Gunungsitoli dewasa berpolitik dalam mengambil keputusan pembangunan daerah.
Menurutnya, semua kecamatan membutuhkan sentuhan pembangunan, bukan hanya satu atau dua saja. (rdr-tanhar)





















