Mereka memberikan dukungan moril atas semangat perubahan ini dan menyebutnya sebagai momen penting untuk menyelamatkan masa depan olahraga Sumatera Barat.
Dalam pernyataannya, para Ketua Pengprov Cabor menyebutkan bahwa kepengurusan KONI Sumbar masa bakti 2021–2025 telah gagal menjalankan mandat pembinaan olahraga, serta tidak mampu mengeksekusi arahan dari KONI Pusat.
Situasi diperburuk oleh retaknya hubungan kelembagaan antara KONI Sumbar dan Pemerintah Provinsi Sumbar, salah satunya dengan tidak diindahkan surat dari Dispora Sumbar.
Pernyataan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumbar sebelumnya, yang menyebutkan bahwa kepengurusan KONI Sumbar telah demisioner.
Ini dianggap memperjelas kekosongan arah dalam tubuh organisasi tersebut dan berpotensi menghambat jalannya pembinaan atlet serta program olahraga di daerah.
“Kalau sudah disebut demisioner oleh pemerintah provinsi sendiri, maka KONI tak lagi punya kekuatan moral maupun legal untuk mengambil keputusan strategis. Ini kondisi krisis,” ujar salah seorang Ketua Cabor yang disambut anggukan serius dari peserta lainnya.
Sebagai tindak lanjut, seluruh Ketua Pengprov Cabor sepakat membuat pernyataan tertulis bersama, yang menegaskan desakan kepada Ketua KONI Sumbar dan pengurusnya agar segera mengundurkan diri secara terhormat.
Mereka juga meminta KONI Pusat segera mengambil langkah percepatan suksesi kepemimpinan, demi memastikan jalannya pembinaan olahraga yang berkelanjutan di Ranah Minang.
Bahkan, sejumlah Ketua Cabor mendorong agar Dispora Sumbar segera menyurati KONI Pusat untuk merekomendasikan pembentukan karateker kepengurusan KONI Sumbar.
“Kalau pengurus tidak legawa, kita dorong jalur institusional. Dispora punya hak dan tanggung jawab mengawal pembinaan olahraga. Bila perlu, KONI Pusat turunkan karateker agar tidak ada kekosongan kepemimpinan,” ujar salah satu tokoh olahraga senior.
Silaturahmi dan konsolidasi ini dinilai menjadi titik awal lahirnya gerakan perubahan dalam tubuh KONI Sumbar, dengan semangat menjaga marwah olahraga dan mengembalikan kejayaan prestasi atlet Sumatera Barat di tingkat nasional maupun internasional.
Duet Hamdanus–Anandya Dipo Pratama pun tampil sebagai simbol regenerasi kepemimpinan yang kuat, berani, dan berorientasi prestasi, demi membangun olahraga Sumbar yang profesional, bersih, dan membanggakan. (rdr)

















