JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., mengingatkan para orang tua untuk mewaspadai tanda-tanda anak berpotensi terjerumus dalam tindak kejahatan, salah satunya ketika anak mulai menjauh dari keluarga dan bergaul dengan kelompok berisiko.
“Biasanya yang paling menonjol adalah mereka mulai sulit melakukan kebersamaan dan komunikasi dengan keluarga, terutama orang tua,” kata Novi kepada ANTARA di Jakarta, Selasa (22/7).
Menurut Novi, anak yang rentan terlibat kejahatan juga menunjukkan kesulitan fokus membangun aktivitas positif yang bermanfaat dan berkelanjutan. Situasi ini bisa dipengaruhi oleh tingginya hormon kortisol (hormon stres) yang menekan fungsi prefrontal cortex, bagian otak yang mengatur logika dan pengambilan keputusan.
Ia menjelaskan, kekerasan umumnya dipicu oleh aktivasi otak reptil, khususnya amygdala, yang merespons ancaman dengan reaksi primitif: melawan, diam, atau melarikan diri.
“Ketika anak dipancing emosinya atau mengalami tekanan, mereka merespons dengan otak reptil, bukan dengan otak nalarnya,” jelas Novi.

















