Menkes pun meminta pemerintah daerah untuk tetap disiplin dalam melakukan pelacakan COVID-19 sesuai rasio yang ditetapkan. “Kami harapkan disiplin untuk melakukan testing 1:1000 penduduk per minggu itu tetap dijalankan dan strategi isolasi di rumah maupun isolasi terpusat dan rumah sakit tetap kita jalankan sesuai dengan protokol yang ada,” ujarnya.
Menkes menambahkan, pihaknya juga telah menyediakan layanan telemedisin yang diperuntukkan bagi pasien COVID-19 yang sedang menjalankan isolasi mandiri atau isoman. “Kami sudah melihat hasilnya baik,” imbuhnya.
Selanjutnya, Menkes juga menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mempercepat program vaksinasi COVID-19 terutama bagi kelompok rentan.
“Vaksinasi diminta (Wapres) juga agar dipercepat, vaksinasi untuk lansia terutama yang sangat rawan untuk masuk rumah sakit dan wafat, juga untuk vaksinasi anak yang rawan sebagai sumber penularan karena mereka yang akan terkena.”
“Kami juga tekankan bahwa karena paling banyak Omicron akan terjadi di DKI Jakarta dan Jabodetabek dalam 2-3 minggu ke depan kita akan mempercepat vaksinasi booster di sana,” ujarnya.
Terkait kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan dalam menghadapi lonjakan kasus Omicron, Menkes menyampaikan bahwa pihaknya telah mengalokasikan sebanyak 80 ribu tempat tidur di RS untuk penanganan pasien COVID-19.
“Kita sudah siap sekarang 80 ribu bed, sudah terisi sekarang sekitar 5 ribu (tempat tidur), jadi masih ada room dan itu masih bisa dinaikkan kembali menjadi 150 ribu (tempat tidur).”
“Oksigen, obat-obatan, dan tenaga kesehatan juga kami sudah siapkan. Mudah-mudahan ini tidak dibutuhkan karena memang kami berharap yang masuk ke rumah sakit akan jauh lebih rendah,” tutupnya. (rdr)

















