“Tumpukan material ini sangat rentan dan berbahaya terutama bagi daerah sekitar aliran sungai yang berhulu langsung dari puncak Gunung Marapi,” ujarnya, mengingatkan kejadian banjir lahar dingin pada 11 Mei 2024 yang menelan puluhan korban jiwa.
Hingga kini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum menentukan jumlah pasti aliran air yang muncul pasca letusan. Namun pemantauan drone menunjukkan sebaran aliran berada di lereng timur, selatan, dan barat daya gunung. (rdr/ant)

















