Di Indonesia, tantangan yang dihadapi mencakup Triple Burden of Malnutrition, yaitu beban gizi ganda yang meliputi gizi kurang, gizi lebih, dan kekurangan zat gizi mikro.
Meski kompleks, berbagai intervensi yang dilakukan pemerintah mulai menunjukkan hasil signifikan. Berdasarkan data BGN, prevalensi stunting nasional turun dari 21,5 persen pada 2023 menjadi 14,8 persen pada 2024. Sementara itu, prevalensi wasting menurun dari 8,5 persen menjadi 7,4 persen.
“Intervensi harus dilakukan sepanjang siklus kehidupan, dimulai dari ibu hamil, menyusui, hingga anak balita dan remaja. Ini penting untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045,” kata Ikeu.
Ia menekankan pentingnya intervensi gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan—mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun—yang dikenal sebagai periode emas dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
“Karena itu, BGN menaruh perhatian besar pada kelompok ini. Salah satu sasaran utama Program MBG adalah ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita dalam 1.000 hari pertama kehidupan,” tutupnya. (rdr)

















