“Program ini mendorong pertanian bebas pupuk kimia, khususnya untuk lahan sawah. Sedangkan untuk komoditas hortikultura dan palawija, pupuk kimia masih dibutuhkan,” katanya.
Ia juga menekankan pengawasan ketat terhadap distribusi pupuk subsidi di Agam. Bersama Kementerian Pertanian dan Pupuk Indonesia, Pemkab Agam memastikan tidak ada pupuk bersubsidi dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Kalau ada distributor atau pengecer yang menjual di atas HET, laporkan segera. Sanksinya tegas: pencabutan izin,” tegasnya.
Agam Religi dan Peradaban dari Masjid
Selain pertanian, Benni Warlis juga memprioritaskan program Agam Religi, salah satunya melalui gerakan “Bangkik dari Surau”, yang menjadikan masjid sebagai pusat peradaban nagari.
“Masjid kita dorong sesuai potensinya. Mulai dari keagamaan, sosial, ekonomi hingga budaya. Ini bagian dari peta jalan Nagari Creative Hub Berbasis Masjid,” katanya.
Ia berharap seluruh program yang sedang dijalankan mampu memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi masyarakat Kabupaten Agam. (rdr/ant)

















