Selain mengumpulkan data lapangan, tim juga aktif melakukan edukasi kepada masyarakat sekitar kawasan hutan mengenai pentingnya melindungi satwa liar, terutama spesies yang masuk daftar dilindungi.
Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian satwa yang hidup di hutan Sumatera, termasuk kelinci belang yang bersifat nokturnal (aktif di malam hari) dan sangat sulit ditemui.
Saat ini, tim peneliti belum dapat memastikan jenis kelamin maupun perkiraan jumlah populasi kelinci belang yang terekam kamera. Namun, penelitian akan terus dilanjutkan guna menggali lebih dalam mengenai kehidupan dan habitat hewan berwarna belang itu.
“Penelitian lanjutan sangat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan spesies Nesolagus netscheri ini, karena keberadaannya sangat krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan,” tegas Sandi. (rdr/ant)

















