Edison yang juga Pelaksana Tugas Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumbar menyebutkan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Balai Karantina Kesehatan serta Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota untuk memastikan proses pemantauan berjalan efektif.
“Dalam pemantauan kami, ada jamaah yang meninggal dunia dalam masa 21 hari tersebut, terakhir berasal dari Kabupaten Pasaman. Umumnya, mereka memiliki penyakit bawaan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, aktivitas ibadah yang padat dan cuaca ekstrem selama di tanah suci turut menjadi faktor penurunan daya tahan tubuh jamaah.
“Kami minta para jamaah dan keluarga untuk tidak mengabaikan kondisi kesehatan, meski sudah berada di rumah,” tutupnya. (rdr/ant)





















