TUAPEJAT, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai terus memperkuat sistem mitigasi bencana, khususnya di Pulau Siberut yang rawan gempa megathrust dan tsunami. Hingga pertengahan 2025, telah tersedia 22 titik evakuasi yang tersebar di lima kecamatan prioritas.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Mentawai, Lahmuddin Siregar, mengatakan bahwa titik evakuasi terdiri atas 12 Tempat Evakuasi Sementara (TES) dan 10 Tempat Evakuasi Akhir (TEA).
“Untuk TES, rinciannya tiga titik di Siberut Barat, empat di Siberut Utara, dua di Siberut Tengah, dua di Siberut Selatan, dan satu di Siberut Barat Daya. Sementara TEA terdiri dari tiga titik di Siberut Barat, empat di Siberut Utara, dan masing-masing satu titik di tiga kecamatan lainnya,” jelas Lahmuddin di Tuapejat, Senin (8/7).
Menurutnya, pemetaan lokasi ini bertujuan agar warga memiliki akses cepat ke zona aman saat terjadi bencana. Selain infrastruktur, edukasi dan jalur evakuasi jelas juga menjadi fokus utama.
Di wilayah padat seperti Muara Siberut, BPBD telah menetapkan tiga jalur utama evakuasi: Jalan Pastoran, Jalan Maileppet, dan jalur menuju Rumah Sakit Siberut. Ketiganya dinilai strategis dan mampu menampung mobilitas warga dalam skala besar.
BPBD juga tengah merancang pembangunan dua TEA tambahan di lokasi prioritas, yaitu Muara Sikabaluan dan Bosua. Meskipun masih menunggu alokasi anggaran, perencanaan telah dimasukkan dalam skema jangka menengah.

















