“Karena situasi memburuk, tim medis berkoordinasi dengan BKSDA memutuskan mengevakuasi anak harimau dari induknya, lalu memberinya susu kambing sebagai pengganti,” jelasnya.
Upaya penyelamatan itu tidak berhasil. Anak harimau akhirnya mati dua hari setelah evakuasi.
Hartono menambahkan, dari penelusuran tim medis dan BKSDA, anak harimau yang mati ini merupakan generasi keenam dari pasangan induk yang sama. Sayangnya, lima generasi sebelumnya juga mengalami gangguan kesehatan, termasuk kelainan genetik.
“Kami sedang melakukan evaluasi mendalam terkait kondisi induk dan pengelolaan penangkaran harimau sumatra di TMSBK,” ujarnya. (rdr/ant)

















