Sebelumnya, pada malam 13 Juni 2025, Israel melancarkan operasi militer terhadap Iran dengan tuduhan bahwa Teheran tengah mengembangkan program nuklir militer secara rahasia. Serangan tersebut menargetkan fasilitas nuklir strategis, pangkalan udara, jenderal militer Iran, serta ilmuwan nuklir terkemuka.
Iran membantah tuduhan tersebut dan melakukan serangan balasan. Eskalasi konflik meningkat selama hampir dua pekan, hingga akhirnya Amerika Serikat ikut melancarkan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni.
Sebagai respons, Teheran menyerang pangkalan militer AS di Al Udeid, Qatar, menggunakan rudal pada 23 Juni 2025.
Mantan Presiden AS Donald Trump, dalam pernyataannya, berharap serangan Iran terhadap pangkalan AS tersebut justru dapat “melepaskan ketegangan” dan membuka peluang bagi proses perdamaian di Timur Tengah. (rdr/ant/sputnik/RIA Novosti-OANA)

















