“Kami berkesempatan mendengarkan aspirasi rekan-rekan IKM di daerah sambil memaparkan hasil Munas I DPP IKM serta pedoman organisasi yang akan menjadi acuan bersama,” terang Sekjen yang dikenal dengan kepemimpinan humanisnya ini.
Braditi Moulevey menekankan pentingnya sikap kolaboratif di antara seluruh anggota IKM. Menurutnya, organisasi ini harus menjadi ruang saling melengkapi, bukan arena kompetisi yang kontra produktif.
“Kita ingin seluruh anggota IKM tidak saling menonjolkan ego pribadi, tetapi berkolaborasi dan saling mengisi untuk kemajuan bersama,” tegasnya dengan penuh keyakinan.
Dalam pandangan Braditi Moulevey, IKM memiliki peran vital sebagai pemersatu komunitas Minang di perantauan, melampaui perbedaan latar belakang, preferensi politik, maupun afiliasi organisasi kedaerahan. Keberagaman justru menjadi kekuatan yang harus dikelola dengan bijak.
“IKM adalah wadah pemersatu perantau Minang, tidak peduli beragam latar belakang, orientasi politik, atau organisasi asal daerah. Yang terpenting adalah komitmen untuk kebaikan dan manfaat bersama,” papar Moulevey dengan tegas.
Organisasi yang dipimpinnya berkomitmen mendukung setiap inisiatif positif dari komunitas perantau, selama memberikan dampak konstruktif bagi kemajuan bersama. Prinsip “di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung” menjadi filosofi yang terus dipegang teguh dalam setiap langkah IKM.
Kunjungan kerja yang dipimpin Braditi Moulevey ini menandai era baru konsolidasi IKM pasca Munas I, dengan fokus memperkuat jaringan organisasi di tingkat daerah dan memastikan sinergi antara pusat dan daerah dalam mencapai visi-misi organisasi. (rdr)

















