“Meskipun baru Kecamatan Sungai Tarab yang kami terima datanya, kami tetap waspada terhadap kemungkinan lahan lain yang terdampak,” tambahnya.
Meski terjadi kerugian akibat gagal panen, pihak Dinas Pertanian optimis kekurangan produksi gabah kering ini bisa ditutupi dengan menggenjot hasil panen di daerah yang masih memiliki pasokan air memadai.
Sebagai langkah antisipasi menghadapi perubahan iklim dan cuaca ekstrem, Rony mengimbau para petani untuk mengubah pola tanam mereka. Salah satu strategi yang dianjurkan adalah memperbanyak penggunaan pupuk organik daripada pupuk kimia untuk menjaga kesuburan tanah dan daya tahan tanaman.
“Percobaan kami menunjukkan bahwa sawah yang diberi pupuk kimia cenderung retak saat musim kemarau, sementara sawah yang menggunakan pupuk organik tanahnya tetap lembab dan tidak retak,” jelas Rony. (rdr/ant)

















