Perwakilan Fatayat Sulteng, Wulandari, mengungkapkan, “Kami menjalankan program pendampingan perempuan dan anak, serta rutin menggelar diskusi literasi keluarga bekerja sama dengan Badan Pengembangan Pendidikan dan Aktivitas Instruksional (BP2AI) serta ibu-ibu PKK di kecamatan dan desa.”
Wulandari menambahkan, mereka mengangkat isu literasi keluarga seperti penggunaan internet yang bijak dan cara mengakses berbagai bacaan yang sesuai bagi anak.
“Harapannya, keluarga bisa menjadi benteng utama dalam menangkal ideologi kekerasan,” ujarnya.
Peserta bedah buku ini berasal dari berbagai unsur di Sulawesi Tengah, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI), NU, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), mitra deradikalisasi, serta jajaran Kejaksaan dan Dinas Pendidikan Kota Palu. (rdr/ant)

















