Dadan menjelaskan, selama masa libur sekolah, pelaksanaan MBG sangat bergantung pada kehadiran peserta didik di sekolah. Jika anak hadir, mereka menerima makanan bergizi segar dan bekal makanan siap santap seperti telur rebus, buah, susu, kacang, dan kue kering fortifikasi. Tidak ada pemberian bahan mentah.
Jika tidak ada siswa yang datang, maka program MBG untuk anak sekolah akan dihentikan sementara. Namun, pelayanan kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita tetap berlangsung enam hari seminggu dengan pengiriman ke rumah atau posyandu, tanpa mengenal hari libur.
Sebelumnya, menu MBG yang terdiri dari bahan mentah dan makanan ringan tinggi gula sempat menjadi sorotan setelah terungkap di wilayah Tangerang Selatan, Banten. Foto-foto bahan mentah dan snack seperti beras, biskuit, wafer, susu UHT, telur puyuh, ikan asin, dan buah-buahan tersebar di media sosial. Pengelola dapur umum MBG mengklaim hal tersebut sebagai bentuk “kreativitas” selama masa libur sekolah. (rdr/ant)

















