“Kami juga telah menjalin kerja sama dengan rumah sakit, lembaga vertikal, dan organisasi masyarakat dalam koordinasi penanganan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan,” tambahnya.
Dalam evaluasi KLA oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Kota Solok mencatat prestasi berkelanjutan. Setelah meraih KLA Tingkat Pratama pada 2017 dan 2018, kemudian naik ke Madya pada 2019, Kota Solok berhasil mempertahankan predikat Tingkat Nindya selama tiga tahun berturut-turut sejak 2021 hingga 2023.
Ramadhani menegaskan, capaian tersebut bukanlah tujuan akhir, melainkan bagian dari proses panjang dalam membangun lingkungan yang aman dan inklusif bagi anak-anak.
Sebelumnya, Pemkot Solok mengikuti Verifikasi Lapangan Hybrid (VLH) dalam rangka evaluasi KLA Tahun 2025 yang digelar secara daring dari Ruang Zarhismi Ajiz, Balai Kota Solok, Selasa (17/6). Verifikasi ini dilakukan oleh tim dari KemenPPPA.
“Kami menyambut baik evaluasi dan masukan dari tim verifikator. Ini menjadi bahan penting untuk memperbaiki dan memperkuat kebijakan ke depan,” ujarnya.
Evaluasi tahun ini diharapkan semakin memperkuat posisi Solok sebagai kota yang konsisten membangun masa depan anak melalui layanan dan kebijakan yang inklusif, ramah, dan berkelanjutan. (rdr/ant)

















